Lembah Harau Gagal Dilewati Tour de Singkarak
|Infrastruktur Minim Perhatian
Objek wisata alam air terjun yang menjadi kebanggaan Kabupaten Limapuluh Kota, tahun ini kembali gagal dipromosikan melalui iven olahraga bersepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2014 yang digelar setiap tahun di Sumatera Barat. Sebab infrastruktur seperti jalan yang terlalu sempit, penataan pedagang di kawasan objek wisata hingga jalan tembus dari kawasan lembah Harau, belum juga dibenahi.
Padahal kesempatan emas untuk mempromosikan Lembah Harau dengan keindahan dan keunikan alamnya itu, sangat potensial dilakukan dengan menjadikan Lembah Harau sabagai salah satu rute atlet pesepeda dari berbagai negara di dunia tersebut. Artinya secara langsung warga mancanagera yang menjadi pebalap dan oficial dari masing-masing belahan dunia, bisa menyaksikan dan menikmati keindahan alam yang pasti akan di promosikan secara langsung melalui cerita yang dialami.
“Tahun ini, Lembah Harau memang kembali tidak akan dilewati sebagai salah satu rute TdS. Pebalap sepeda dari berbagai negara yang akan menjadi peserta nantinya, diarahkan hanya finis di Kantor Bupati Limapuluh Kota dan meneruskan ke Kelok 9, kemudian kembali lagi ke Kota Payakumbuh menujui Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Limapuluh Kota, Zulhikmi.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Budparpora disela-sela mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) dan Launching persiapan TdS di Kota Padang, Minggu(30/3) kemarin. Menurut Zulhikmi, iven akbar olahraga bersepeda internasional dalam upaya promosi wisata dan ekonomi kreatif tersebut akan digelar pada tanggal 7-16 Juni mendatang. Terkait dengan pelaksanaan TdS yang bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif, salah seorang tokoh masyarakat Luak Limopuluah yang sekaligus perantau, Aziz, menilai Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota lamban memanfaatkan kesempatan dengan baik. Karena pada iven TdS, Lembah Harau yang seharusnya menjadi objek wisata yang patut di promosikan secara lebih baik ke dunia internasional dengan potensi alaminya yang eksotis, kembali tidak menjadi salah satu rute yang dilewati.
“Tentunya kita harus berfikir lebih jauh kedepan terkait progres pengembangan objek wisata. Khususnya untuk Lembah Harau yang sudah tidak diragukan lagi potensinya. Perbaikan infrastruktur jalan, penginapan dan fasilitas lainya harus menjadi bahan pemikiran untuk dibenahi secara tuntas. Sehingga potensi wisata lainya di Limapuluh Kota, juga akan bisa dibenahi secara bertahap,” ungkap tokoh masyarakat perantau yang juga penasehat Gonjong Limo Bandung itu.
Sepertinya upaya pembenahan objek wisata tidak menjadi perhatian serius pemerintah daerah, kata Aziz, sebab menurutnya tidak saat ini saja, keberadaan objek wisata Lembah Harau yang sudah terbentuk sejak lama, tidak terlihat menunjukkan kemajuan yang signifikan. Sehingga setelah datang sekali, pengunjung tidak tertarik untuk mengulanginya kembali.
“Terlepas dari TdS, jika begini kondisinya Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh sebagai daerah yang berada diperlintasan akan antara Sumbar dan Riau serta provinsi lainya di pulau Sumatera, hanya akan jadi kota “dadah” saja, sebab tidak akan dikunjungi sebagai tempat yang perlu disinggahi,” sentil tokoh perantau yang kini berada di Kota Bandung, Jawa Barat itu.
Terpisah Anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Syukron, membenarkan minimnya arah kebijakan pembangunan infrastruktur dikawasan objek wisata Lembah Harau. Sehingga secara kasat mata dampak yang bisa dirasakan secara langsung saat ini, adalah tidak di ikutsertakan objek wisata tersebut, menjadi salah satu jalur yang dilewati dalam iven TdS.
“Sebenarnya memang rugi kita tidak bisa mempromosikan objek wisata Lembah Harau saat iven dunia ini. Namun apa hendak dikata, prioritas pembangunan infrastruktur dinas pariwisata belum mengarah secara maksimal ke kawasan tersebut,”ungkap anggota DPRD dari Fraksi PKS itu menyayangkan.
Bahkan Sukron membeberkan, tahun 2014 ini tidak terlihat adanya arah pembangunan untuk pelebaran infrastruktur jalan menuju Lembah Harau. Padahal jalannya yang sempit sebagai akses menuju objek wisata, sangat vital. “Jika kendaraan berpapasan sangat sulit di jalan yang kecil dari pintu masuk Lembah Harau di Nagari Sarilamak hingga ke objek wisata air terjun didasar lembah itu. Sayangnya, setahu kita di Komisi C, tidak ada arah pembangunan untuk pelebaran jalan kekawasan tersebut tahun 2014 ini,” sebut Syukron. Anehnya, saat sejumlah objek wisata belum tergarap maksimal, pemerintah daerah mengajukan anggaran pembangunan kolam renang.
SUMBER : Padang Ekspres • Senin, 31/03/2014 12:00 WIB